Sabtu, 03 Oktober 2009

Sepeda Motor Berbahan Bakar Kentut

(Motor angin)


Sepeda motor berbahan bakar bensin sudah umum. Begitu pula yang bertenaga listrik, atau baru-baru ini ada yang berbahan bakar air, banyak juga yang sudah tahu. Lalu, bagaimana jika sepeda motor itu bertenaga kentut alias angin? Hehehe.. memang sih judul di atas agak lebay, kecuali kalau anda sanggup kentut sampai tabungnya penuh sih bisa-bisa saja.

MOTOR Honda C-6 , 110 cc itu tak lagi berbentuk asli. Tangkinya telah berganti menjadi sebuah tabung. Benda itu diambil dari tabung klakson angin mobil. Di bawahnya ada sebuah picu. Di situlah tempat untuk menyalurkan udara yang diperoleh dari kompresor berkekuatan besar.

Tabung itu masih ditambah dengan pipa besi yang biasa digunakan oleh pandai besi untuk membuat pagar. Pipa itu sekaligus menjadi rangka untuk jok motor itu. Di dalam pipa itu juga tersimpan angin. Total tekanan angin di dalam tabung dan pipa itu mencapai ±300 psi.

Ya, tangki yang biasanya tempat menyimpan bensin sebagai bahan bakar utama menggerakkan mesin motor kini berubah total. Semuanya telah terisi angin. Sebagai sumber utama untuk menggerakkan mesin motor ini.

Mesinnya juga berubah total. Di atas blok motor masih tersimpan lagi sebuah tabung kecil. Kalau di motor normal tersimpan kaburator sebagai tempat keluar masuknya bensin. Nah di motor ini, fungsi tersebut tergantikan oleh tabung kecil itu. Tabung kecil dengan sistem kran dan selang itu berfungsi sebagai pengatur tekanan udara. Selang udara itu masuk ke rongga blok, di mana di motor normal terdapat sebuah busi untuk pengapian. Walaupun tidak berknalpot, motor aneh itu masih menggunakan oli untuk pelumasan mesin-mesinnya.

Tabung motor ini harus berisi tekanan udara ±300 psi untuk menjalankannya. Ada panel khusus untuk mengetahui tekanan udara yang masuk. Panel itu diletakkan di atas stang, sebagai pengganti speedometer. Jika tabung hanya terisi angin kurang dari tekanan maksimal itu, motor tak akan bertahan lama jalannya. Tekanan angin maksimal itu didapatkan dari sebuah kompresor besar.

Jika angin sudah terisi, motor itu cukup digeber gasnya. Motor angin itu pun langsung meluncur di jalanan. Sirkulasi udara yang terjadi membuat motor itu tidak perlu lagi di isi dengan udara baru. Kecuali jika terjadi kebocoran tabung atau selang. Jika kelebihan tekanan, ada alat khusus yang akan membuang kelebihan udara. Total maksimal lajunya motor itu bisa mencapai 80 km/jam.

Keluarga Edy Chandra (Cen Siong Kiun) yang menemukan motor ramah lingkungan tersebut. Dalam pengerjaannya, pria kelahiran Batang Tarang 52 tahun yang lalu ini dibantu oleh lima putranya yaitu; Budi Chandra, Yuniarto Chandra, Suryadi Chandra, Hadianto Chandra, dan Agustono Chandra.

Pria yang beralamat di Jalan Sungai Raya Dalam, Komplek Pesona Alam Nomor E-6 Pontianak ini kesehariannya membuka bengkel mobil dan tambal ban di Nanga Pinoh Kabupaten Melawi. Masyarakat di sana lebih mengenal bengkel itu dengan sebutan Bengkel Simpang Tiga.

Menurut Edy Chandra atau biasa disapa Akiun ini, untuk merancang motor bertenaga udara tersebut memerlukan waktu tiga bulan. “Motor ini masih kasar. Kami akan terus menyempurnakannya,” katanya. Ia tengah merancang agar sistem motor ini bisa menyerupai kinerja motor matik. “Nanti dibuatkan kontak seperti mobil. Sekali distarter langsung nyala,” katanya. Melalui rekannya, dia juga akan mematenkan temuannya ini.

Sementara Budi Chandra menambahkan, sebelumnya mereka memang tidak menyangka bisa membuat kendaraan ini. “Setiap hari kami memang selalu berdebat untuk merakit motor ini. Memang awalnya ini ide yang tak masuk akal. Banyak kawan-kawan yang sangsi juga. Mereka menyebutnya dengan motor ‘minyak angin’ (dalam istilah keseharian masyarakat Melayu, berarti bohong). Tapi setelah melihat langsung, geleng-geleng juga mereka,” ceritanya.

Budi atau karib dipanggil Asang ini mengatakan, ide awal pembuatan motor ini terinspirasi dari kekuatan angin pada ban mobil yang biasa mengangkat berat hingga belasan ton. “Ke depan, mungkin kendaraan ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat. Selain ramah lingkungan juga tidak menggunakan BBM yang harganya semakin tinggi,” ujarnya.

Sumber : Can’t Stop Thinking
Biarlah Ujung Pena yang Berbicara

http://motopedia000.blogspot.com
http://otopedia000.blogspot.com

Kamis, 01 Oktober 2009

Mesin 6 Tak ( I )

(Mesin enam langkah)

Malcolm Beare, petani gandum di pedalaman Australia, tiba-tiba mengumumkan penemuannya, sebuah mesin enam langkah atau 6 tak! Siapa sangka ide cemerlang itu muncul dari benak pengelola 1.300 hektar lahan, yang notabene jauh dari dunia permesinan.

Karena keadaan yang serba terbatas dan jauh dari mana-mana, Malcolm sering terpaksa menangani sendiri kerusakan mesin penggiling atau sarana transportasi miliknya. Dari utak-atik dan akal-akalan memperbaiki mesin rusaknya itulah, muncul gagasan mengawinkan sistem kerja mesin 4tak dan 2tak.

Secara sederhana mesin penemuannya ini adalah gabungan antara mesin 4tak dan 2tak, di bagian bawah mesin ini layaknya mesin 4tak biasa, namun dari kepala silinder keatas, dipasangi silinder blok 2tak. Dengan kata lain kepala silinder (silinder-kop) dan perangkat pendukungnya, seperti klep, rocker arm, noken as dan lainnya dibuang.

Posisi perangkat pendukung tadi digantikan oleh kruk as buatan Malcolm. Poros ini untuk menggerakan piston. Salah satu ujung dari kruk as itu, dihubungkan ke pelat katup rotari yang bertugas membuka tutup lubang buang (exhaust). Sedang ujung satunya tersambung ke puli atas. Puli atas ini di tautkan ke puli bawah dengan belt (sabuk). Supaya putaran keduanya sesuai dengan keinginan, diameter puli atas dua kali lebih besar dari puli bawah. Maksudnya, jika puli bawah berputar dua kali, pli yang atas hanya sekali.

Itulah mengapa mesin ini dikatakan bekerja dengan enam langkah dari dua piston dengan dua liner terpisah. Satu di atas menganut sistem 2tak (diameter x langkah: 60 x 25 mm), dan yang bawah menganut sistem 4tak (diameter 86 x 57 mm).

Permukaan piston atas berbentuk kerucut (konikal). Maksudnya untuk mengarahkan aliran bensin dan gas buang. Persis karakter piston mesin 2tak. Sedangkan piston bawah memakai milik 4tak dengan permukaan rata. Ruang bakar mesin ini terletak di pertemuan dua piston itu. Yaitu, saat piston atas bergerak turun dan piston bawah merangkak naik. Rasio kompresi diperkirakan 10,6:1.

Proses kerja dari mesin ini sangat unik. Saat langkah isap, piston bawah bergerak bawah dan piston atas ke atas. Lubang rotari dalam kondisi tertutup agar bensin baru tidak terbuang. Ketika langkah kompresi, kedua piston nyaris bertemu. Menciptakan ruang bakar. Kapasitas dalam kondisi ini disebut sebagai compresion corrected dan sejumlah 575 cc. Begitu terjadi ledakan kedua piston berpencar. Saat piston atas bergerak ke atas, katup rotari baru terbuka, membuang sisa pembakaran yang didorong oleh piston bawah.

Pemantik bensin, digunakan dua busi tiap silinder. Untuk menyuplai bensin, Beare memutuskan untuk memakai dua karburator Mikuni 35 mm tiap silinder. Namun ia sendiri belum menemukan kapasitas mesin yang pasti (eksak).

Ketika diuji, mesin ini mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan mesin konvensional. Mesin ini mampu berputar hingga 28.000 rpm. Cuma, saat dilakukan tes, karena mesin Beare masih percobaan dan belum menggunakan material yang kuat, putaran dibatasi 9.000 rpm saja. Tenaga mesin juga diklaim lebih besar 13 dk dari versi asli. Sebab ketika dihitung, menghasilkan 86 dk pada 9.000 rpm.

Untuk menyala, mesin ini tidak memerlukan bahan bakar berpelumas seperti mesin 2tak. Hanya dengan bensin biasa dan beroktan rendah sudah cukup. Konsumsi bahan bakarnya menjadi 35% lebih irit dan gas buang pun lebih bersih.

Jumlah komponen yang bergerak juga lebih sedikit dibanding dapur pacu 4tak. Itu sebabnya, Beare yakin tingkat kebisingan dari mesin ini rendah. Keunggulan dalam hal ini belum terbukti, karena Beare menggunakan knalpot free flow pada motor percobaannya.

Sumber: Tabloid Motorplus
http://otopedia000.blogspot.com
http://motopedia000.blogspot.com